Kebutuhan dan kemudahan dalam menyederhanakan kendali instalasi listrik telah sejak lama dikembangkan. Salah satunya adalah mengguakan Programmable Logic Controller (PLC). Dimana suatu instalasi listrik yang rumit dapat kita sederhanakan pengawatannya, dan kita bisa melakukan pemograman pada PLC terebut, agar kendali instalasi listrik yang kita pasang sesuai dengan deskripsi kerja yang diinginkan.
Beberapa kelebihan yang dimiliki oleh PLC dibanding dengan kontrol konvensional, yaitu :
1. Fleksibel
Sebelum ditemukannya PLC, teriap mesin mempunyai alat kontrol/pengendali tersendiri dimisalkan terdapat 15 buah mesin, maka alat pengendali yang diperlukan juga terdapat 15 buah. Lain halnya sekarang ini dengan adanya PLC maka untuk beberapa mesin hanya memerlukan 1 buah PLC saja.
2. Deteksi dan koreksi kesalahan lebih mudah
Setelah desain program kontrol telah selesai dibuat, kemudian dimasukkan dalam PLC dengan cara memprogramnya, maka program tersebut dapat dengan mudah diubah dengan menggunakan keyboard hanya dalam beberapa menit saja. Setelah itu program kembali dijalankan, jika masih terdapat kesalahan maka dapat dikoreksi dengan menggunakan diagram tangga (ladder diagram) sehingga koreksinya dapat segera dilakukan.
3. Harga relatif murah
Perkembangan teknologi memungkinkan untuk meningkatkan beberapa fungsi dengan bentuk ukutanyang semakin kecil. Tentunya hal ini juga akan menurunkan harga pembuatan yang mahal. Salah satu fungsi yang terus ditingkatkan adalah modul I/O (masukan/keluaran). Saat ini kita mendapatkan PLC dengan jumlah masukan dan keluaran yang banyak hanya dengan bberapa dolar saja.
4. Pengamatan visual (visual observation)
Operasi PLC saat menjalankan program yang telah dibuat dapat dilihat dengan teliti dengan menggunakan layar CRT, sehingga ini sangat memudahkan dalam proses pencarian, pengamatan, atau pembenahan program. Dengan demikian proses pembenahan hanya membutuhkan waktu yang relatif singkat.
5. Kecepatan operasi (spedd of operation)
Kecepatan operasi PLC sangatlah cepat. Kecepatan operasi ini adalah untuk mengaktofkan fungsi-fungsi logika hanya dalam waktu beberapa milidetik, dikarenakan menggunakan rangkaian elektronik sehingga operasinya sangatlah cepat, berlainan saat digunakan relai magnetik, yang mempunyai kecepatan operasinya lebih lambat.
6. Implementasi proyek lebih singkat
7. Lebih sederhana dan mudah dalam penggunaannya, memodifikasi lebih mudah tanpa tambahan biaya
8. Dokumentasi mudah
Terdapat pula beberapa kekurangan yang dimiliki PLC, yaitu :
1. Teknologi baru, sehingga dibutuhkan waktu untuk mengubah sistem konvensional yang telah ada.
2. Keadaan lingkungan. Untuk proses seperti pada lingkungan panas yang tinggi, vibrasi yang tinggi penggunaannya kurang cocok, karena dapat merusak PLC.
Dengan demikian PLC memiliki karakteristik :
1. Kokoh dirancang untuk tahan terhadap getaran, suhu , kelmbaba, dan kebisingan.
2. Antarmuka untuk input dan output telah tersedia secara built-in di dalamnya.
3. Mudah diprogram dan menggunakan sebuah bahasa pemrograman yang mudah dipahami, yang sebagian besar berkaitan dengan operasi-operasi logika dan penyambungan.
Keseluruhan Sistem PLC
Dalam sistem PLC ini terdapat 4 komponen bagian utama, keempat komponen tersebut adalah :
1. Central Processing Unit (CPU), merupakan otak dari PLC yang terdiri dari 3 bagian, yaitu :
a. Mikroprosesor merupakan otak dari PLC yang difungsikan untuk operasi matematika dan operasi logika
b. Memori, merpakan daerah CPU yang digunakan untuk melakukan operasi matematika dan pemgiriman data pada PLC
c. Catu daya, yang berfungsi untuk mengubah sumber masukan tegangan bolak-balik menjadi tegangan searah.
2. Programmer/Monitor
Dipergunakan untuk memasukkan progam yang dibutuhkan ke dalam memori. Pogram tersebut dibuat dengan menggunakan perangkat ini dan kemudian dipindahkan ke dalam unti memori PLC.
3. Input/Output Modules
Adalah antarmuka di mana prosesor menerima informasi dari dan mengkomunikasikan informasi kontrol ke perangkat-perangkat eksternal.
4. Raks dan chasis
Diagram Blok Fungsi (Block Function Diagram)
Salah satu format yang banyak digunakan di dalam program adalah diagram blok fungsi (function block diagram). Diagram ini pada dasarnya adalah sama dengan yang digunakan untuk menjabarkan sistem-sistem logika. Sebuah blok fungsi adalah sebuah unit instruksi program yang apabila dieksekusikan menghasilkan sebuah nilai output atau lebih. Simbol-simbol digunakan untuk merepresentasikan nama fungsi-fungsi. Sebagai contoh, fungsi AND direpresentasikan oleh simbol &. Fungsi OR oleh simbol > = 1, karena akan terdapat sebuah output bila sebuah inputnya lebih besar atau sama dengan 1.
No comments:
Post a Comment